Mana yang lebih baik memasang antivirus lokal atau non lokal atau keduanya dipasang bersamaan?
Berikut penjelasanya sebagaimana yg telah kami kutip dari detiknet.com;
Jawaban [Vaksincom] :
Sepengetahuan kami, antivirus lokal yang Anda maksud seperti Smadav
memposisikan diri sebagai proteksi tambahan dan bukan proteksi utama.
Memang ada antivirus lokal yang berusaha memposisikan dirinya
menggantikan antivirus mancanegara.
Namun Vaksincom menyarankan
Anda tidak mudah percaya atas klaim sepihak dan untuk referensi
independen dapat melihat rekomendasi dari Virus Bulletin untuk mengetahui program antivirus apa saja yang memiliki kemampuan terbaik mendeteksi malware di dunia.
Kami menyarankan Anda menggunakan tambahan antivirus lokal dengan pertimbangan :
1. Anda kurang percaya diri dengan program antivirus yang anda gunakan
sekarang atau vendor antivirus Anda tidak memberikan support lokal
onsite support.
2. Karena alasan tertentu program antivirus anda
tidak terupdate secara teratur dan aktivitas komputer Anda sering
sekali berhubungan dengan pertukaran data menggunakan USB Flash.
3. Memiliki cleaner dan virus fix untuk kebanyakan virus lokal.
4. Mendukung buatan Indonesia, perlindungan yang diberikan cukup handal dan gratis (untuk free version).
Memang sempat ada vendor antivirus mancanegara yang memberikan
pernyataan bahwa tidak ada yang namanya virus lokal, namun kenyataan
berbicara lain karena terbukti banyak malware yang marak menyebar hanya
pada area geografis tertentu baik karena alasan teknis maupun alasan
politis.
Sebagai contoh, karena USB Flash sangat populer di
Indonesia (mungkin karena rendahnya penetrasi internet / kepemilikan
komputer di Indonesia sehingga banyak mahasiswa yang menggunakan jasa
warnet dan menyimpan filenya di USB Flash) sehingga menyebabkan pembuat
virus di Indonesia memfokuskan penyebaran utamanya melalui USB Flash dan
secara tidak langsung menyebabkan malware-malware buatan programmer
Indonesia mayoritas hanya menyebar di Indonesia yang kepemilikan dan
penggunaan USB Flashnya tinggi.
Secara geografis selalu ada
virus yang namanya virus lokal dan solusi untuk virus lokal memang harus
datang dari pemangku kepentingan lokal, dalam hal ini distributor
antivirus si area tersebut atau vendor antivirus lokal.
Sebagai
contoh baru-baru ini pengguna antivirus Indonesia yang menjadi korban
amukan malware “ultrasurf” atau “iloveyoumindhack” dan kehilangan
datanya karena di format. Harusnya vendor antivirusnya memberikan
bantuan dan solusi apa yang harus dilakukan jika sudah menjadi korban
quick format dan bagaimana mengakali file .exe yang dibuat tidak
berfungsi oleh virus sehingga menghambat instalasi program antivirus.
Namun yang terjadi adalah distributor antivirus kebanyakan hanya
menjalankan fungsi bisnis dan mengutamakan distribusi dan penjualan
produk sebanyak mungkin dan kurang memperhatikan support dan layanan
kepada pelanggannya jika menghadapi masalah sehingga korban “ultrasurf”
terpaksa mencari solusi sendiri.
Atau kalau ingin mengambil
contoh di luar Indonesia virus Shamoon yang memakan korban hancurnya
data dan sistem komputer puluhan ribu komputer perusahaan minyak
terbesar di dunia di Timur Tengah pada pertengahan Agustus 2012 yang
menggunakan program antivirus mancanegara yang sangat terkenal, namun
kenyataannya tetap saja bisa ditembus karena memang pada prisipnya
malware / virus itu selalu selangkah di depan antivirus.
Jika
kita lihat secara geografis, Shamoon dan Flame (yang sebelumnya
menyerang Iran) dapat dikategorikan sebagai virus lokal Timur Tengah dan
pihak yang “paling berkepentingan” (saya tidak mengatakan bahwa kita
tidak berkepentingan) dengan aksi Shamoon adalah distributor antivirus
di Timur Tengah atau produsen antivirus lokal di Timur Tengah (kalau
ada) sehingga mereka yang harus paling pusing dan memikirkan bagaimana
mencegah atau mengantisipasi jika hal yang serupa terjadi lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar